Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan pendidikan dan standar pengujian telah banyak bergeser ke arah modern, dengan berbagai kemudahan teknologi dan akses mudah digital dalam kurikulum sekolah. Padahal, apakah Parents tahu, bahwa penulisan secara tradisional, terutama mempraktikkan tulisan bersambung atau cursive punya manfaat besar.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat penelitian menunjukkan bahwa semua siswa mendapat manfaat dari pembelajaran tulisan tangan, terutama tulisan latin atau kursif. Padahal, bagi beberapa siswa dengan kebutuhan khusus seperti disleksia, cara belajar dengan metode mencatat cursive bisa menjadi penentu kemampuan mereka meraih prestasi tinggi, asalkan tahu bagaimana cara memanfaatkannya.
Disleksia adalah gangguan proses belajar yang dapat dialami pada anak-anak, namun tidak jarang seseorang yang telah menginjak usia dewasa mendapatkan diagnosis ini. Disleksia ditandai dengan kesulitan mengeja, membaca, dan tulis. Dalam beberapa kasus, seseorang dengan disleksia juga kesulitan mengidentifikasi kata-kata yang ia dengar dari orang lain, contohnya guru yang mengajar, untuk dicatat menjadi huruf atau kalimat yang benar.
Meski digolongkan sebagai gangguan saraf pada bagian otak yang bertugas mengolah bahasa dan sering kali disebabkan oleh faktor genetik, namun memiliki disleksia tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Bahkan dilansir dari WebMD, banyak orang-orang sukses yang berjuang dengan disleksia sebelum akhirnya memberikan karya sukses yang diakui dunia, seperti sutradara, produser dan penulis skenario Steven Spielberg.
Menulis menjadi bagian proses belajar yang sangat penting. Apabila siswa memiliki gangguan disleksia, kemampuan belajarnya tentu akan akan sangat terganggu, karena banyak bertumpu pada mencatat dan menulis.
Seperti contohnya, pada siswa dengan disleksia, mereka akan memiliki kecepatan membaca, menggunakan formasi huruf, spasi serta ejaan yang "berbeda" dengan siswa yang tidak memiliki disleksia. Kadang, gangguan disleksia dapat membuat anak menulis huruf secara terbalik, yang dikenal dengan mirror-writing. Dengan mengajarkan tulisan tangan kursif, dapat mengurangi tingkat mirror-writing pada siswa dengan disleksia.
Manfaat menulis kursif khususnya bagi siswa penderita disleksia telah dipelajari selama beberapa tahun kebelakang. Sebuah riset yang dilakukan oleh British Dyslexia Association memaparkan manfaat berlatih menulis huruf sambung bagi siswa yang memiliki gangguan disleksia, mencatat bahwa berlatih dengan menulis latin atau sambung dapat merangsang kecepatan menulis dan mengeja.
Tidak hanya itu saja, dalam riset tersebut menyebutkan bahwa berlatih kursif membantu siswa meningkatkan kemampuan akademis, dari yang kesulitan membedakan beberapa huruf dengan bentuk serupa seperti “b,” “d,” “p,” dan “q” menjadi lebih baik. Tulisan latin juga membantu mereka untuk mengetahui perbedaan huruf besar dan huruf kecil dengan lebih baik. Juga, karena kegiatan menulis dengan tangan merangsang sensorik otak dan fisik ketika menuliskan huruf-huruf tersebut, anak pun akan lebih mudah untuk mempelajari, konsisten menuliskan huruf, kata, kalimat, serta membacanya dengan benar.
Penemuan lain yang dikemukakan oleh Karin H. James dan Laura Engelhardt dalam riset gabungan “The Effects of Handwriting Experience on Functional Brain Development in Pre-literate Children” dari Indiana University dan Columbia University, menemukan bahwa semua siswa partisipan riset mendapatkan manfaat dari kegiatan menulis dengan tangan. Hasil dari riset ini menjabarkan bahwa menuliskan catatan menggunakan tangan meningkatkan koordinasi tangan dan mata, meningkatkan memori otak, serta merangsang perkembangan otak.
Mengingat modernisasi membuat kegiatan belajar mengajar semakin mengarah ke sarana digital yang banyak menggunakan gadget, layar komputer dan keyboard untuk mengetik, ternyata masih begitu banyak manfaat tulisan tangan yang belum bisa menggantikan kekuatan teknologi, terutama bagi siswa dengan disleksia.
Baca juga: Menurut Ahli, Menulis Lebih Bermanfaat Ketimbang Mengetik
Peneliti Karin H. James dan Laura Engelhardt juga menemukan bahwa semua siswa, baik yang memiliki disleksia maupun tidak, bisa mendapatkan manfaat dari mulai menulis latin atau kursif. Manfaat ini termasuk meningkatkan koordinasi tangan dan mata, meningkatkan daya ingat, serta merangsang kemampuan berpikir dan perkembangan otak. Namun manfaat ini berlipat ganda ketika diajarkan dan dilatih kepada anak dengan disleksia. Bahkan menulis kursif telah digunakan oleh banyak terapis bahasa untuk membantu anak-anak penderita disleksia untuk mengembangkan kemampuan linguistik dan mengatasi gangguan belajar mereka.
Semakin banyak keuntungan membiasakan siswa berlatih tulisan latin untuk mengurangi efek disleksia. Dengan berlatih menulis tangan yang terstruktur, mereka mampu meningkatkan kerapian, kelancaran, dan kecepatan tulisan mereka. Hal ini kemudian akan berdampak langsung pada berbagai bidang seperti cara mengeja, hasil tugas secara keseluruhan, dan tentunya kepercayaan diri anak dalam sekolah.
Maka tidak ada salahnya memberikan sarana belajar menulis latin sebagai salah satu opsi berlatih, untuk meningkatkan kemampuan linguistik anak di rumah. Sediakan media kertas dan alat tulis yang menunjang.
Untuk melatih kegiatan ini, tentu media alat tulis yang tepat akan membantu peningkatan kemampuan anak. Tidak perlu khawatir, untuk itu ada buku tulis SiDU yang bantu optimalkan tumbuh kembang siswa dengan berlatih menulis kursif. Yuk, dapatkan seri buku tulis SiDU yang efektif melatih tulisan bersambung sebagai sarana pengembangan diri.
Kini, beli buku tulis SiDU pun semakin mudah lewat SiDU official store Shopee, Tokopedia, Blibli.com, dan Lazada. Semoga informasi mengenai manfaat menulis kursif untuk anak ini dapat membantu terus tingkatkan kemampuan dan prestasi belajar.
Baca juga: Tahukah Anda, Kebiasaan Menulis Membuat Anak Pandai Menganalisis
Tapi pastikan untuk tetap jadikan latihan menulis kursif ini jadi ruang aman anak. Selain itu, ada baiknya untuk terus berkonsultasi dan disupervisi tenaga profesional, agar pembelajaran keterampilan menulis ini menjadi sarana tingkatkan prestasi secara efektif, namun tetap menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Jika Parents ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana meningkatkan kreativitas dan kecerdasan anak, cek juga beragam artikel lainnya di sini untuk mendapatkan berbagai informasi menarik tentang cara mengajar anak cepat raih prestasi.