Menulis merupakan sebuah proses dan hal ini sangat penting untuk anak, karena dengan menulis, maka akan melatih koordinasi visual-motorik dan anak juga belajar untuk menorehkan berbagai garis (lurus, lengkung, patah) dengan tekanan yang tepat dan persepsi jarak yang mereka miliki. Selain itu juga melatih otot tangan dan jari serta kematangan posisi dalam memegang alat tulis. Awalnya anak akan menggunakan satu tangan, setelah itu tiga jari Posisi yang tepat mempengaruhi ketahanan dan kecepatan anak saat menulis.
Bukan hanya itu, anak akan mempelajari tata bahasa, dimana dimulai dari tata bahasa sederhana hingga kompleks, anak belajar hal yang benar melalui latihan menulis, termasuk saat belajar bahasa asing. Selain tata bahasa anak anak juga dapat merencanakan topik yang akan ditulis, menentukan poin atau inti paragraf (induktif/ deduktif) dan melalui isi cerita. Ada beberapa dampak jika anak tidak dibiasakan menulis sedari kecil, kemampuan motorik halus yang kurang berkembang. Jika tidak cukup dilatih, sangat mungkin potensi dan kemampuan anak menjadi kurang terlihat, selain itu juga anak lebih sulit untuk memliki pola pikir sistematus, karena tida terbiasa menulis secara terstruktur dan sistematis. Dampak lain yang bisa jadi muncul juga adalah anak kurang mengoptimalkan tampilan visual dalam belajar, seperti yang diungkapkan dalam sebuah penelitian pada anak usia sekolah yang menyatakan bahwa bantuan visual berupa gabungan dari gambar dan tulisan dapat membantu anak belajar dengan lebih baik (Bobek & Tversky, 2016). Gambar dan tulisan ini tentunya dapat dipersonalisasi berdasarkan cara belajar dan materi yang sedang dipelajari oleh anak.
Jika Anda memiliki anak yang masih balita dan sudah suka mencoret-cotet, maka itu adalah hal yang baik. Sebab, kemampuan menulis anak mulai tumbuh. Jadi, jangan marah ya jika tembok di rumah banyak coretan. Atau di buku, majalah, lantai banyak coretan dari sang buah hati. Karena semua ini merupakan bagian dari perkembangan bahasa anak yang harus distimulasi dengan baik. Tapi, bagaimana tahapan kemampuan anak dan bagaimana cara menstimulasinya?
Merangkum dari salah satu konten akun resmi Instagram Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, seperti ini tahapannya.
Pada tahap ini, anak mulai suka mencoret-coret, baik itu di kertas, lantai atau di dinding atau apa saja yang dianggapnya dapat ditulis.
Anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal. Tulisan yang dihasilkan anak seperti membuat gambar rumput.
Anak belajar tentang tulisan yaitu tulisan yang dibuat sudah berbentuk huruf, walaupun huruf yang muncul masih acak.
Anak mulai menghubungkan antara tulisan dan bunyi.
Selain itu ada tips agar anda sebagai orangtua mulai menstimulasi kemampuan menulis pada anak, antara lain dengan beberapa cara seperti berikut ini :
Kemudian, sejalan dengan materi yang diberikan oleh Marcelina Melisa dalam webinar yang diadakan tanggal 3 Desember 2020 oleh SiDU. Ada beberapa manfaat menulis, seperti:
Sehingga dampak apabila anak tidak dibiasakan menulis sejak kecil ialah kemampuan motoric halus akan kurang berkembang, lebih sulit untuk memiliki pola piker yang sistematis, dan tidak dapat mengoptimalkan tampilan visual dalam belajar.
Yuk, manfaatkan kondisi pandemic seperti saat ini, untuk mengisi waktu Anda Bersama buah hati dengan membiasakan mereka menulis dan menstimulasinya dengan hal-hal yang menarik, Selamat Mencoba…