Logo Sidu Logo AyoMenulis
Logo Sidu Logo AyoMenulis
  • Home (current)
  • AYO MENULIS
  • GALERI
  • ARTIKEL
  • AKADEMI AYO MENULIS
  • TENTANG
  • KONTAK
Mengasah Kemampuan Anak Melalui  Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW)

Mengasah Kemampuan Anak Melalui Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW)

Kamis, 21 Agustus 2020

Model pembelajaran ( Think Talk Write)  TTW  yang diterapkan pengajar di  sekolah mampu  digunakan  sebagai  alternatif agar  anak mampu meningkatkan keterampilan berbahasa Karena proses pembelajaran dengan metode Think Talk Write (TTW)  yang  diperkenalkan  oleh Huinker  &  Laughlin ini pada  dasarnya adalah melalui   membaca   anak   akan   mulai berpikir,   berbicara   dan   menulis.  

Membaca Buku

Alur kemajuan pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai  dari  keterlibatan anak dalam   berpikir/berdialog   dengan   dirinya   sendiri   setelah   proses   membaca, selanjutnya   berbicara untuk membagi   ide   (sharing)   dengan   temannya dan kemudian dituangkan  dalam  tulisan. Dalam  hal  ini anak berperan  aktif  dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran TTW merupakan model pembelajaran kooperatif yang mempunyai perencanaan cermat mengenai kegiatan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan berfikir, berbicara atau berdiskusi, bertukar pendapat serta menuliskan hasil diskusi agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

Strategi Think  Talk  Write  (TTW)  ini  memperkenankan  siswa  untuk  memepengaruhi  dan  memanipulasi  ide-ide  sebelum  menuangkannya  dalam  bentuk  tulisan dan membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide  melalui  percakapan  terstruktur.  Sebagaimana  namanya,  strategi  ini  memiliki  sintak  yang  sesuai  dengan  urutan  di  dalamnya,  yakni  think  (berpikir),  talk  (berbicara/berdiskusi),  dan  write  (menulis).

 Think


Proses berpikir merupakan proses yang dimulai dari penemuan informasi (dari luar atau diri sendiri), pengolahan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dari ingatan siswa. Dengan demikian dapat dikatakan, pada prinsipnya proses berfikir meliputi tiga langkah pokok yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Makna dan proses berpikir dapat ditinjau dari dua sisi pandangan yang berbeda yakni pandangan filsafat dan psikologi. Para ahli filsafat memandang bahwa otak manusia (mind) sebagai tempat muncul serta tumbuh alasan-alasan dan nalar. Bidang filsafat memberikan penekanan lebih besar pada studi tentang berpikir kritis (critical thinking) melalui analisis terhadap argumen serta aplikasi logik. Sementara ahli psikologis lebih memfokuskan pengkajiannya mengenai berfikir dan aspek mekanisme nya (mechanism of mind). Lebih khusus lagi, ahli psikologi kognitif cenderung memberi penekanan pada bergikir kreatif yaitu bagaimana ide-ide yang merupakan proses berfikir dihasilkan oleh otak manusia bahwa berfikir yang dilakukan manusia meliputi lima dimensi yaitu:

  • Merupakan kesadaran seseorang tentang proses berfikirnya pada saat melakukan tugas tertentu dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dilakukan.
  • Berfikir kritis dan kreatif, merupakan dua komponen yang sangat mendasar. Berfikir kritis merupakan proses penggunaan kemampuan berfikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini serta dilakukan.sedangkan berfikir kreatif merupakan kemampuan bersifat spontan, terjadi karena adanya arahan yang bersifat internal dan keberadaannya tidak dapat diprediksi.
  • Proses berfikir, memiliki delapan komponen utama yaitu pembentukan konsep, pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian, penyusunan, dan  berwawancara  secara  oral.
  • Kemampuan berfikir utama, juga memiliki delapan komponen yaitu: memfokuskan, kemampuan mendapatkan informasi, kemampuan mengingat, kemampuan menganalisa, kemampuan menghasilkan, kemampuan mengintergrasi, serta kemampuan mengevaluasi.
  • Berfikir matematik tingkat tinggi, pada hakekatnya merupakan non prosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan menggunakan fakta-fakta, kemampuan berfikir dan bernalar secara fleksibel, serta menetapkan suatu pemecahan masalah bersifat logis. Pada tahap think siswa membaca teks berupa permasalahan-permasalahan. Dalam tahap ini siswa secara individual memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasannya sendiri.

Belajar bersama orang tua

 

Talk


Setelah tahap think selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talkâ€Â yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok.Dengan demikian fase pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun dikelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan berkomunikasi, sekaligus mereka berfikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi dapat selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman.

 Write


Selanjutnya fase write yaitu menuliskan hasil diskusi/berdialog pada lembar kerja yang disediakan atau tugas dari pengajar. Aktivitas menulis berarti mengkontruksi ide, setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam pembelajaran membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Pada fase ini kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menuliskan hasil diskusinya. Aktivitas siswa selama fase ini adalah:

  • Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan
  • Mengorganisasikan semua langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan grafik, diagram, atau tabel agar mudah dibaca dan ditindak lanjuti
  • Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakni tidak ada pekerjaan yang ketinggalan
  • Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.

Belajar bersama

Dengan metode pembelajaran seperti ini diharapkan anak dapat Mengembangkan  tulisan  dengan  lancar  dan  melatih  bahasa sebelum  dituliskan. Strategi  ini  digunakan  untuk membantu  pengembangan sebuah tulisan  dengan baik dan  melatih  bahasa yang  digunakan sebelum  dituliskan. Strategi Think-Talk-Write merangsang  anak  untuk  berlatih  menulis  berbagai  hal  yang dipikirkan  dan  didiskusikannya.

  • Logo Sidu
  • AYO MENULIS
  • GALERI
  • ARTIKEL
  • AKADEMI AYO MENULIS
  • TENTANG
  • KONTAK
  • Logo AyoMenulis

© 2025 - SiDU. All right reserved.

  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami