Model pembelajaran ( Think Talk Write) TTW yang diterapkan pengajar di sekolah mampu digunakan sebagai alternatif agar anak mampu meningkatkan keterampilan berbahasa Karena proses pembelajaran dengan metode Think Talk Write (TTW) yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin ini pada dasarnya adalah melalui membaca anak akan mulai berpikir, berbicara dan menulis.
Alur kemajuan pembelajaran Think Talk Write (TTW) dimulai dari keterlibatan anak dalam berpikir/berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara untuk membagi ide (sharing) dengan temannya dan kemudian dituangkan dalam tulisan. Dalam hal ini anak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran TTW merupakan model pembelajaran kooperatif yang mempunyai perencanaan cermat mengenai kegiatan pembelajaran, yaitu melalui kegiatan berfikir, berbicara atau berdiskusi, bertukar pendapat serta menuliskan hasil diskusi agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
Strategi Think Talk Write (TTW) ini memperkenankan siswa untuk memepengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan dan membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur. Sebagaimana namanya, strategi ini memiliki sintak yang sesuai dengan urutan di dalamnya, yakni think (berpikir), talk (berbicara/berdiskusi), dan write (menulis).
Think
Proses berpikir merupakan proses yang dimulai dari penemuan informasi (dari luar atau diri sendiri), pengolahan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dari ingatan siswa. Dengan demikian dapat dikatakan, pada prinsipnya proses berfikir meliputi tiga langkah pokok yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Makna dan proses berpikir dapat ditinjau dari dua sisi pandangan yang berbeda yakni pandangan filsafat dan psikologi. Para ahli filsafat memandang bahwa otak manusia (mind) sebagai tempat muncul serta tumbuh alasan-alasan dan nalar. Bidang filsafat memberikan penekanan lebih besar pada studi tentang berpikir kritis (critical thinking) melalui analisis terhadap argumen serta aplikasi logik. Sementara ahli psikologis lebih memfokuskan pengkajiannya mengenai berfikir dan aspek mekanisme nya (mechanism of mind). Lebih khusus lagi, ahli psikologi kognitif cenderung memberi penekanan pada bergikir kreatif yaitu bagaimana ide-ide yang merupakan proses berfikir dihasilkan oleh otak manusia bahwa berfikir yang dilakukan manusia meliputi lima dimensi yaitu:
Talk
Setelah tahap think selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok.Dengan demikian fase pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun dikelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan berkomunikasi, sekaligus mereka berfikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi dapat selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman.
Write
Selanjutnya fase write yaitu menuliskan hasil diskusi/berdialog pada lembar kerja yang disediakan atau tugas dari pengajar. Aktivitas menulis berarti mengkontruksi ide, setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam pembelajaran membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Pada fase ini kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menuliskan hasil diskusinya. Aktivitas siswa selama fase ini adalah:
Dengan metode pembelajaran seperti ini diharapkan anak dapat Mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Strategi ini digunakan untuk membantu pengembangan sebuah tulisan dengan baik dan melatih bahasa yang digunakan sebelum dituliskan. Strategi Think-Talk-Write merangsang anak untuk berlatih menulis berbagai hal yang dipikirkan dan didiskusikannya.